Biji Gandum Turunkan Berat Badan

My Youtube Channel
Publikasi: 12/09/2005 09:31 WIB
eramuslim - Menurut hasil penelitian, kaum pria yang biasa mengkomsumsi biji-bijian
gandum untuk sarapan sebelum berolahraga atau beraktifitas lainnya, ternyata memiliki berat
badan ideal dibanding mereka yang sarapan dengan menu lain.
Kendati, sejauh ini belum jelas apakah biji-bijian gandum secara langsung memiliki pengaruh
untuk menjaga berat badan seseorang atau tidak. Namun, hasil studi berasumsi bahwa serat
yang merupakan kandungan tinggi beserta vitamin dan mineral dari bijian gandum menjadi
faktor penting untuk menjaga berat tubuh seseorang agar tidak kelebihan.
Belum diketahui secara pasti mengapa dampak positif tersebut hanya dinikmati oleh kaum
pria, sedangkan pada kaum wanita hal tersebut tidak berlaku dalam kondisi apapun.
Dr Won O. Song dari Michigan State University di East Lansing dan rekan-rekan peneliti
lainnya, melaporkan hasil temuan tersebut dalam tulisan di jurnal kedokteran Persatuan Ahli
Gizi Amerika Serikat. Hasil temuan mereka berdasarkan survei gizi yang dilakukan oleh
beberapa kelompok peneliti dari kementerian kesehatan AS yang melakukan pengamatan dan
studi dari tahun 1999-2000.
Dari jumlah responden 4.218 orang dewasa, 77 persen mempunyai kebiasaan makan pagi dan
dari jumlah tersebut 22 persen memilih biji-bijian gandum sebagai menu sarapan paginya.
Kaum pria yang memilih makan bijian gandum kurang dari 30 persen, memiliki kelebihan
berat badan dibanding dengan perempuan yang sama sekali tidak makan sarapan pagi, di
samping faktor-faktor lainnya antara lain olahraga, jumlah konsumsi kalori yang juga tetap
diperhitungkan.
Dari penelitian dapat disimpulkan, walaupun belum secara jelas dan pasti bahw bijian gandum
apabila dibandingkan dengan menu makan pagi lainnya, banyak membantu untuk mengatasi
masalah menjaga kestabilan berat badan. Bijian gandum itu diketahui mengandung lebih
banyak serat dan lebih sedikit kandungan lemak, merupakan pola gizi yang jauh lebih baik
untuk mengatasi kelebihan berat badan.
Selain itu pula kandungan kalsium pada susu yang menjadi pasangan bijian gandum adalah
unsur yang tak kalah pentingnya dalam hal mengontrol jumlah lemak dalam tubuh. Peneliti
lainnya menyatakan mereka yang tidak makan pagi justru kemungkinan membahayakan
program mengecilkan ukuran pinggang karena mereka cenderung memilih makanan yang
memiliki kandungan lemaknya yang lebih tinggi di saat waktu makan berikutnya.
Berat Badan Wanita dan Ancaman Kanker
Bagi kaum wanita, para ahli kesehatan berpendapat, berat badan yang ideal ternyata mampu
mengurangi risiko terkena kanker. Para wanita muda yang memiliki gen kanker payudara bisa
mengurangi risiko terkena penyakit tersebut dengan berlatih renang.
Dalam studi yang dilakukan sebuah tim ilmuwan internasional diketahui, bahwa mengurangi
berat badan sekitar 10 pon pada usia 18 dan 30 tahun, bisa mengurangi risiko terkena kanker
hingga 65%.
Namun, para peneliti itu juga mengatakan bahwa bertambahnya bobot 10 pon pada wanita
justru akan meningkatkan risiko terbentuknya kanker sebelum usia 40 tahun. Para ilmuwan
itu mengatakan, studi Breast Cancer Research itu adalah penelitian pertama yang
menghubungkan antara penambahan berat badan pra-menopause dan kanker. Berat badan
bertambah setelah menopause diyakini dapat meningkatkan risiko wanita terkena penyakit
kanker.
Para peneliti yang berasal dari AS dan Polandia itu melibatkan lebih dari 2.000 wanita yang
membawa gen kanker payudara BRCA1 atau BRCA2. Menjaga berat badan ideal, merupakan
salah satu cara terbaik bagi siapa saja yang ingin mengurangi risiko kemungkinan terkena
kanker.
Menurut Dr Kat Arney dari Cancer Research Inggris, dalam studi itu para wanita itu dilakukan
tes mengenai BRCA 1 dan 2 dan mereka juga ditanya soal berat badan pada usia 18, 30 dan
40.
Para peneliti itu juga mengatakan, bahwa penambahan bobot tubuh telah meningkatkan risiko
terkena kanker payudara, BRCA 1, di mana mereka yang kelebihan bobot itu akan terdiagnosa
terkena kanker sebelum menginjak usia 40. Para ilmuwan itu juga menyebutkan, bahwa
kelebihan lemak di daerah tengah tubuh bisa mempengaruhi hormon ovarium dan
metabolisme glukosa, dan membantu penolakan insulin di mana semua faktor itu dikaitkan
dengan risiko kanker payudara. (to/berbagai sumber)

Berbagai Gangguan Penyakit Saat Berpuasa

My Youtube Channel
14/10/2005 09:12 WIB
eramuslim - Meski puasa merupakan salah satu bentuk terapi kesehatan, namun bila salah
melakukannya, beberapa penyakit akan datang untuk mengganggu kenyamanan kita
menjalankan ibadah puasa.
Untuk mempersiapkan puasa yang sehat, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah
mengatur menu saat sahur dan berbuka, karena di saat itulah tubuh akan mendapatkan
asupan untuk mencukupi kebutuhan kalorinya. Walau terjadi perubahan jadwal makan, bukan
berarti kebutuhan kalori juga harus berubah.
Pada umumnya kebutuhan kalori wanita dewasa perhari sekitar 1900 kalori dan pria 2100
kalori, dan ini bisa diperoleh dari menu makanan yang mengikuti prinsip empat sehat lima
sempurna. Secara teknis, menu makanan yang baik terdiri dari 50% karbohidrat, 25% lemak
serta 15% protein berikut vitamin, mineral sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap orang. Hal lain
yang perlu diatasi adalah nafsu makan yang berkurang di saat sahur karena dorongan rasa
kantuk.
Mengganti menu makan sahur dengan sekedar vitamin dalam hal ini tak dianjurkan karena
vitamin tidak akan bisa mengganti semua kebutuhan makanan yang diperlukan. Pilihan paling
baik adalah dengan mengatur menu makanan seimbang dimana karbohidrat bisa diperoleh
dari makanan-makanan seperti nasi, kentang, jagung atau makanan-makanan pokok lainnya,
protein dari daging, susu, ikan, tahu, tempe dan sumber vitamin dan mineral dari sayuran dan
buah-buahan. Kadarnya sendiri untuk makan sahur yang dianjurkan adalah sekitar 1/3 dari
kebutuhan kalori perhari, dan tidak terlalu kenyang.
Makan berlebihan di saat sahur bisa menyebabkan melonjaknya kadar gula dalam darah serta
merangsang produksi hormon insulin berlebihan yang akan mengangkut gula darah ke seluruh
jaringan untuk diubah menjadi glikogen atau lemak. Glikogen dan lemak yang berlebihan akan
sulit diubah menjadi gula darah kembali sehingga orang akan semakin cepat lesu. Mengenai
waktu, kebanyakan ahli menganjurkan untuk tidak makan sahur terlalu cepat agar energi
yang dihasilkan masih bisa bertahan hingga tengah hari.
Untuk berbuka puasa, sebaiknya segera isi perut dengan makanan-makanan ringan berkadar
gula cukup tinggi agar lebih mudah diubah menjadi energi. Dalam hal ini makanan seperti
kurma atau buah-buahan segar lainnya bisa menjadi pilihan.
Kenapa tidak langsung memakan menu utama seperti nasi dan lauk? Karena selain lebih sulit
diubah menjadi energi, sebaiknya perut dibiarkan beristirahat sekitar paling tidak 1 jam
setelah makan yang manis-manis tadi agar kadar gula dan cairan tubuh bisa kembali pada
posisi normalnya, dan lambung juga bisa menampung makanan yang kapasitasnya meningkat
secara perlahan-lahan.
Penguapan dan pengeluaran cairan tubuh saat beraktifitas di siang hari selama berpuasa
harus benar-benar dijaga. Bila asupan minuman di saat sahur tidak mencukupi kebutuhan
yang diperlukan, ditakutkan akan terjadi dehidrasi yang dalam kadar berlebih bisa jadi sangat
berbahaya. Usahakan minum secukupnya di saat sahur dan menjelang imsak untuk menjaga
hal ini karena kebanyakan kasus yang dijumpai selama menjalankan ibadah puasa baik di
rumah sakit maupun praktek dokter adalah rasa lemas karena kehausan.
Asupan cairan yang cukup akan bisa menjaga tubuh dari gangguan ini. Jangan pula terlalu
berlebihan meminum minuman yang terlalu manis di saat sahur karena hal ini bisa
mengganggu keseimbangan cairan yang dibutuhkan saat berpuasa dan membuat tubuh
menjadi lebih cepat haus.
Gangguan-gangguan penyakit yang biasa terjadi ketika menjalani puasa:
a.Konstipasi (sembelit)
Susah buang air besar sering dialami saat berpuasa. Sembelit bisa menyebabkan ambein
(haemorroids), rasa nyeri disaluran anal dan gangguan pencernaan yang membuat perut
terasa kembung. Kondisi ini normal saat kita berpuasa karena tubuh banyak menyaring
makanan, kurang minum (cairan) dan kurang konsumsi serat. Untuk mencegah hal ini cobalah
saat berbuka dan sahur perbanyak makan-makanan tinggi serat (misal: dari biji-bijian dan
buah-buahan), banyak minum air putih dan jika ingin mengkonsumsi karbohidrat dalam
jumlah banyak pilihlah roti atau gandum yang mengandung bekatul.
b.Gangguan pencernaan
Saat berbuka kita sering tak bisa mengontrol diri untuk makan. Penyebab: makan berlebihan,
terlalu banyak mengkonsumi makanan yang digoreng dan berlemak, makanan pedas, dan
makanan yang memicu produksi gas, seperti telur, kubis, minuman berkarbornasi. Untuk
menghindari hal tersebut hindari makan terlalu berlebihan saat berbuka puasa, kurangi
minuman mengandung soda, akan lebih baik jika banyak mengkonsumsi jus buah dan air
mineral. Hindari makan yang digoreng dan makanan yang memproduksi gas.
c.Tekanan darah rendah
Keringat yang berlebihan, rasa lemas, letih, lesu, tak ada energi, pusing terutama saat
bangun dari posisi duduk, pucat, dan merasa ingin pingsan merupakan gejala- gejala yang
umum dijumpai pada penderita tekanan darah rendah. Hal ini lebih sering terjadi pada siang
hari. Biasanya gangguan ini terjadi karena sedikitnya jumlah konsumsi cairan dan kurangnya
konsumsi garam. Untuk mencegahnya cobalah mulai meningkatkan konsumsi cairan dan
garam dengan jumlah melebihi yang biasa Anda konsumsi.
d.Sakit kepala
Sakit kepala atau pening selalu dialami beberapa orang saat berpusa, karena mereka harus
menghilangkan kebiasaan yang biasa dilakukan di siang hari, seperti merokok, minum kopi
atau rutinitas kerjaan yang menuntut banyak tenaga, dan menahan rasa kantuk. Sakit kepala
ini semakin parah jika dibarengi tekanan darah rendah, bahkan menyebabkan rasa mual
sebelum waktu berbuka.
Untuk mencegah dan mengurangi rasa sakit kepala, stop konsumsi kopi dan merokok selama
puasa. Untuk menghindari ngantuk disiang hari, atur kembali jadwal tidur selama bulan
Ramadhan.
e.Gula Darah Rendah
Lesu, pening, mudah lelah, konsentrasi buruk, mudah berkeringat, merasa goncang (tremor),
tak dapat melakukan aktivitas fisik, sakit kepala, adalah gejala- gejala yang sering dijumpai
pada penderita gula darah rendah. Untuk penderita yang bukan termasuk penderita diabetes,
gejala ini disebabkan karena memiliki terlalu banyak gula, misalnya terlalu banyak
mengkonsumsi karbohidrat saat sahur. Karena tubuh menghasilkan banyak insulin, dan
membuat glukosa darah menurun, yang membuat tubuh lemas. Untuk mencegah hal ini
kurangi makanan yang manis-manis saat sahur. Bagi penderita diabetes (kencing manis),
dianjurkan berkonsultas dengan dokter mereka untuk menjalani puasa.
f. Kejang Otot (kram otot)
Kurang konsumsi kalsium, magnesium dan kalium bisa menyebabkan kram otot, cobalah
mengkonsumsi makanan kaya mineral misalnya produk susu, daging, buah-buahan dan sayur
mayur.
g.Bisul Perut dan Radang Perut
Naiknya asam lambung pada perut kosong saat berpuasa semakin memperburuk kondisi
tersebut, perut bagian atas (ulu hati) terasa terbakar dan menyebabkan rasa tak enak
diperut. Hindari makanan pedas, kopi dan minuman bersoda untuk mencegah kondisi semakin
buruk.
h.Batu Ginjal
Batu ginjal terjadi pada orang yang kurang minum, karena itu untuk penderita bantu ginjal,
perbanyak minum saat berbuka dan sahur untuk mencegah pembentukan batu ginjal.
i.Perut Bebas Racun
Saat berpuasa perut kita kosong selama beberapa jam, kekosongan usus perut bisa
mengurangi peluang terjadinya kontak antara senyawa beracun dengan usus, sehingga bisa
mencegah timbulnya berbagai jenis penyakit, terutama kanker kolon yang timbul karena
terjadinya kontak secara terus-menerus antara senyawa karsinogenik (penyebab kanker)
dengan dinding kolon.
Salah satu dampak negatif dari makan yang berlebih adalah menumpuknya racun dalam
tubuh dan hati harus bekerja keras melawan racun tersebut agar tidak meracuni tubuh. Jika
hati tak mampu menetralkan racun, maka racun otomatis akan terbawa aliran darah ke
berbagai sel dan organ tubuh lainnya dan akan menimbulkan berbagai penyakit.
Namun saat kita berpuasa, terjadilah proses pengeluaran zat-zat beracun dalam tubuh
(detoksifikasi) yang bersifat total dan menyeluruh, pembersihan tak hanya menyangkut
kepentingan fisik, tetapi juga mencakup pembersihan dan peningkatan energi. Selain memiliki
sisi positif bagi kesehatan tubuh, puasa juga membantu mengendalikan stres dan memberi
ketenangan jiwa. (to/eh/kpl)

Bekam, Pengobatan Ala Nabi

My Youtube Channel
Publikasi: 24/02/2005 10:09 WIB
"Berobatlah kalian wahai hamba-hamba Allah, karena Allah Ta'ala tidak menciptakan penyakit
melainkan juga menciptakan obatnya, kecuali satu penyakit saja, yaitu penyakit tua." (Al
hadist)
eramuslim - Sebagai metode pengobatan, bekam merupakan pilihan yang paling tepat ketika
dunia kedokteran tidak bisa mengatasinya. Tanpa teknologi canggih, bekam, bahkan, mampu
menyembuhkan 72 jenis penyakit.
Berawal dari sabda Rasullulah: "Jibril memberitahu padaku bahwa hijamah merupakan
pengobatan paling bermanfaat bagi manusia."
Berangkat dari ucapan Rasullulah tersebut membuat kaum muslimin tersentak dan sekaligus
memotivasi untuk menggali lebih jauh lagi keunggulan Islam dalam hal pengobatan.
Sebelumnya, Ibnu Sina telah menjadi pelopor dalam bidang kedokteran Islam, tapi sayang,
pemikiran-pemikiran beliau tentang pengobatan, lebih banyak dipakai oleh negara-negara
barat ketimbang kaum muslimin sendiri. Hal itu bisa dibuktikan dengan banyaknya fakultas
kedokteran di negara barat yang masih menjadikan karya Ibnu Sina sebagai buku pegangan.
Kairo, mungkin bisa dikatakan sebagai pioner dalam hal pengobatan ala Nabi. Buku-buku
mengenai pengobatan nabi banyak sekali jumlah dan ragamnya. Bahkan, praktek khusus
bekam dapat dipelajari selama dua tahun di Karachi University Cairo Branch. Untuk kawasan
Asia, Malaysia menjadi motor pengobatan ini dengan dibuka diklat di berbagai tempat di sana.
Bekam, atau dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah hijamah, berarti membuang darah.
Tapi, dilihat dari prakteknya, bekam merupakan metode pengobatan dengan cara
mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh melalui permukaan kulit.
Yang dimaksud dengan darah kotor adalah darah yang mengandung racun atau darah statis
yang menyumbat peredaran darah, mengakibatkan sistem peredaran darah dalam tubuh tidak
berjalan sebagaimana adanya, sehingga menyebabkan terganggunya kesehatan seseorang,
baik secara fisik maupun mental.
Bagaimana darah bisa kotor? Masuknya racun yang mengotori darah bisa melalui makanan
seperti: pestisida, insektisida, fungisida, zat pewarna, penyedap makanan, hormon dan logam
berat; melalui minuman seperti: zat pewarna, zat aroma-essence, logam berat, bahan kimia
dan lain-lain;melalui pernafasan disebabkan oleh asap kendaraan, asap pabrik, asap rokok
dan sebagainya. Serta melalui obat-obatan yang berupa antibiotik, analgesik, anti pyrertic dan
sebagainya.
Dari empat pintu masuk tersebut, darah kotor lalu menumpuk di bawah kulit. Jika darah kotor
tersebut tidak dikeluarkan, maka tubuh akan melemah dan terserang penyakit. Untuk
menyembuhkan penyakitnya, tidak ada cara yang paling efektif selain bekam.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pengobatan bekam merupakan suatu
teknik detoksifikasi (pengeluaran racun dalam tubuh) yang efektif menyembuhkan berbagai
macam jenis penyakit dari yang ringan hingga berat sekalipun dengan menghilangkan sumber
penyakitnya, bukan gejalanya saja, tanpa memiliki akibat sampingan.
Di Arab, biasanya orang berbekam dengan cawan kaca atau mangkok tinggi, sedangkan di
Cina orang menggunakan tanduk. Yang menarik, orang Eropa, pada abad 18 M, menggunakan
lintah sebagai alat berbekam. Bahkan, pernah sekitar 40 juta lintah diimpor Perancis untuk
tujuan itu. Lintah-lintah tersebut dilaparkan terlebih dahulu, lalu ditempelkan pada tubuh
manusia, dia akan menghisap terus hingga terjatuh sebagai tanda kekenyangan.
Discovery Channel pernah menayangkan salah satu metode pengobatan dengan lintah di
sebuah rumah sakit mewah dan modern di Amerika untuk mengeluarkan darah kotor pasien
yang baru dioperasi. Cara itu dianggap efektif kendati mengadopsi metode kuno.
Sebagai suatu metode pengobatan, tentunya bekam mempunyai khasiat. Di antaranya
adalah:
1. Mengeluarkan darah kotor, baik darah yang teracuni maupun darah yang statis, sehingga
peredaran darah
yang semula tersumbat menjadi lancar kembali.
2. Meringankan tubuh. Banyaknya kandungan darah kotor yang menumpuk di bawah
permukaan kulit seseorang
akan mengakibatkan terasa malas dan berat. Jika dibekam, maka akan meringankan
tubuhnya.
3. Menajamkan penglihatan. Tersumbatnya peredaran darah ke mata mengakibatkan
penglihatan akan menjadi
buram. Setelah dibekam, peredaran darah yang tersumbat kembali lancar dan mata bisa
melihat dengan terang.
4. Menghilangkan berbagai macam penyakit. Rasullulah SAW mengisyaratkan ada 72 macam
penyakit yang dapat disembuhkan dengan jalan berbekam, seperti: Asam urat, darah tinggi,
jantung, kolesterol, masuk angin, migrain, sakit mata, stroke, sakit gigi, vertigo, sinusitis,
jerawat, sembelit, wasir, impotensi, wasir, kencing manis, liver, ginjal, pengapuran dan lain
lain.
Ketika berobat ke dokter, maka sederet pertanyaan harus dijawab pasien tentang keluhan apa
yang dirasakan, lalu sang dokter pun memeriksa, memberikan resep. Kemudian,
menyerahkan kuitansi yang harus dibayar. Tapi, ketika konsultasi dengan praktisi bekam,
melalui keahlian membaca telapak tangan, lidah dan iris mata, praktisi bekam itu justru malah
yang menguraikan penyakit yang sedang diderita si pasien. Kemudian, menentukan berapa
titik yang harus dibekam. Mengenai pembayaran, umumnya mereka tidak menentukan tarif
seperti dokter, terserah si pasien saja. Ini sunnah Nabi yang harus disosialisasikan dan
dilestarikan, begitu alasannya.
Sebaiknya berbekam saat perut dalam keadaan kosong (berpuasa) karena bila dilakukan
dalam keadaan perut penuh, justru bisa mendatangkan penyakit. Menurut Ibnu Sina dalam
kitabnya Al Qanun, waktu paling baik untuk berbekam adalam pada pukul 14-15 sore. Karena
pada waktu itu pembuluh darah sedang mengembang sehingga akan efektif dalam proses
penyembuhan.
Proses pengobatannya hampir sama dengan akupuntur, bedanya titik saraf yang menjadi
simpul penyakit bukan ditusuk jarum seperti akupuntur. Tapi, dibekam, disedot dulu dengan
menggunakan gelas, setelah kulit terangkat lalu ditusuk-tusuk dengan jarum atau pisau bedah
ukuran 11 atau 13 untuk mengeluarkan darahnya. Kemudian, ditutup lagi dengan gelas.
Darah yang keluar dari setiap titik yang dibekam berbeda-beda bentuknya. Ada yang sedikit,
tapi ada juga yang banyak. Umumnya darah yang keluar berwarna agak kehitaman, bahkan
ada yang mengental seperti marus.
Artinya, penumpukan racun yang menyumbat aliran darah begitu banyak dan sudah terlalu
mendekam di bawah kulit.
Yang menarik, setelah seseorang dibekam, ia merasakan badannya lebih segar dan tidur lebih
nyenyak, serta ketergantungan akan obat-obatan kimia mulai berkurang. (to/berbagai
sumber)